Kategori: Oase

Malu dilihat anjing

Sabili No. 8 Th. XI Suatu hari, bersama beberapa temannya, Husain bin Ali berangkat ke kebunnya yang dijaga seorang budak bernama Shafi. Husain sengaja datang ke kebun itu tanpa memberi tahu terlebih dahulu sebelumnya. Ketika tiba di kebun, Husain melihat budaknya sedang duduk istirahat di bawah sebatang pohon sambil makan roti. Ia juga melihat seekor anjing sedang duduk di hadapan Shafi sedang menikmati makannya juga. Husain melihat Shafi membelah rotinya

Kezuhudan sang khalifah

Jangankan untuk korupsi, mengambil sesuatu yang menjadi haknya sendiri saja, beliau enggan melakukannya. Itulah Khalifah Umar bin Khatthab, yang terkenal kezuhudannya. Meski beliau berposisi sebagai kepala negara atau amirul mukminin, beliau tak pernah tergiur dengan gemerlapnya harta benda. Ketika menerima utusan dari negara-negara di jazirah Arab yang telah ditaklukkan, beliau menyambutnya dengan mengenakan satu- satunya jubah beliau yang penuh tambalan yang lusuh. Berapa tambalannya?. Tambalannya ada di 12 tempat. Sebagai

Menegakkan keadilan

Oleh : Atik Fikri Ilyas Suatu waktu Pemerintahan Khalifah Umar bin Khathab mengumumkan pembagian kain baju dari negara kepada seluruh kaum Muslimin. Pembagian ditetapkan harus adil dan sama rata. Tidak ada bedanya jatah untuk kepala negara, pejabat negara, atau rakyat biasa. Pembagian baju dinyatakan selesai. Seluruh warga mendapatkan bagiannya sama rata, tak terkecuali Umar bin Khathab. Namun, sang kepala negara tampak memakai baju yang besar karena badannya besar. Dan, orang-orang

Harga sebuah kerajaan

Sabili No.15 Th.IX Adalah Ali Syaqiq bin Ibrahim Al Azdi yang hidup di daerah Balkh pada kurun abad 8 M. Selain berdagang, ia menekuni tasauf dan ikut berperang di medan jihad. Suatu waktu ia menunaikan ibadah haji ke Makkah. Dalam perjalanannya menuju Ka’bah itu ia singgah di Baghdad yang saat itu dipimpin oleh khalifah Harun Al-Rasyid. Mendengar keberadaan Syaqiq yang memang terkenal dengan kefaqihannya di Baghdad, Harun Al-Rasyid memanggilnya ke

Istana Umar bin Khattab

Sabili No.25 Th.VIII “Dimanakan istana raja negeri ini?” tanya seorang Yahudi dari Mesir yang baru saja tiba di pusat pemerintahan Islam, Madinah. “Lepas Dzuhur nanti beliau akan berada di tempat istirahatnya di depan masjid, dekat batang kurma itu,” jawab lelaki yang ditanya. Dalam benak si Yahudi Mesir itu terbayang keindahan istana khalifah. Apalagi umat Islam sedang di puncak jayanya. Tentu bangunan kerajaannya pastilah sebuah bangunan yang megah dengan dihiasi kebun

Jawaban seorang murid

Sabili No.16 Th.IX Suatu ketika, Syafiq Al-Balkhi bertanya kepada muridnya, Hatim Al-Asham, “Apakah pelajaran yang dapat engkau petik sejak menemaniku?” Mendengar pertanyaan dari Sang Guru, Hatim menjawab, “Ada enam pelajaran yang dapat aku petik. Pertama, ketika aku melihat manusia selalu mencemaskan masalah rezeki sedangkan mereka bakhil dengan apa yang sudah mereka dapat dan tamak dengannya. Karena aku termasuk makhluk yang menjalar di muka bumi, maka aku tidak meresahkan hatiku apa

Kerja keras seekor burung

Sabili No.19 Th.IX Dikisahkan, Al Halkhi adalah seorang yang terkenal dengan keshalihannya. Suatu hari ia berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tak lupa ia memohon diri kepada sahabat karibnya yang terkenal zuhud, yakni Ibrahim bin Adham. Belum lama Al Balkhi pergi berdagang, tiba-tiba ada kabar bahwa ia sudah kembali. Hal ini menimbulkan keheranan bagi Ibrahim bin Adham, gerangan apa yang membuat Al Balkhi yang baru beberapa hari pergi

Kesederhanaan Khalifah Umar

Di Madinah yang tenang hari itu. Siang berlalu setengah perjalanan. Serombongan orang yang nampak asing berjalan memasuki kota suci islam kedua itu. Ternyata itu rombongan Hurmuzan, panglima dan pangeran Persia yang telah ditaklukkan pasukan muslim, yang ingin bertemu dengan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab. Dengan ditemani Anas bin Malik, Hurmuzan datang dengan kebesaran dan kemegahannya. Dengan diikuti pemuka-pemuka terkenal dan seluruh anggota keluarganya, Hurmuzan memasuki Madinah dengan menampilkan keagungan dan

Ketika Allah mengabulkan doa

Pada jaman dahulu, ada tiga orang yang pergi dan terpaksa harus menginap di sebuah gua. Mereka pun masuk ke dalam gua tersebut. Tiba-tiba ada batu yang jatuh dari gunung hingga menutupi pintu gua tersebut. Mereka lantas berkata, “Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian dari batu ini, kecuali dengan berdo’a kepada Allah melalui perantara amal shalih kalian.” Maka salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku memiliki orang tua

Makna innalillahi

Suatu hari seorang salafushalih terkenal, Fudhail bin Iyadh, bertanya kepada seorang lelaki, ” Berapa umurmu?” “Enam puluh tahun,” jawab lelaki itu. Lalu Fudhail berkata, “Sesungguhnya engkau telah enam puluh tahun menuju Rabb-mu dan kini kau hampir sampai.” Lelaki itu berkata, “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un. (Sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya lah kita akan kembali).” Mendengar ucapan lelaki itu, Fudhail kembali bertanya, “Tahukah engkau bagaimana tafsirnya?” “Tafsirkan kepada kami