Penulis: admin

Aku Menangis untuk Adikku Enam Kali

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah

Pena Telah Kering dan Lembaran Telah Dilipat

Segala sesuatu itu ada dan akan terjadi sesuai dengan ketentuan qadha dan qadar. Ini merupakan keyakinan setiap muslim, para pengikut setia Rasulullah SAW. Yakni keyakinan mereka bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak akan pernah ada dan terjadi tanpa sepengetahuan, izin dan ketentuan Allah SWT. Tiada suatu bencana pun yang terjadi di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab Lauh al-Mahfudz sebelum Kami menciptakannya.

Ikhwal Diangkatnya Isa putra Maryam dari Bumi ke Langit

“Maka laknat pun ditimpakan lantaran mereka melanggar janjinya, kafir kepada ayat-ayat Allah, membunuh para nabi tanpa hak, dan mengatakan, “Hati kami tertutup.” Justru Allah telah mengunci mati hati mereka lantaran kekafiran mereka. Maka mereka tidak beriman kecuali segelintir orang. Dan karena kekafirannya dan tuduhannya terhadap Maryam berupa kebohongan yang besar serta ucapannya, “Sesungguhnya kami telah membunuh Isa Ibnu Maryam, Rasul Allah.” Tidaklah mereka membunuh dan menyalibnya, namun seseorang telah dijadikan

Ubay bin Ka’ab

Pada suatu hari Rasulullah saw. menanyainya, “Hai Abul Mundzir, ayat manakah dari kitabullah yang teragung?” Orang itu menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Nabi saw. mengulangi pertanyaannya, “Abul Mundzir, ayat manakah dari kitabullah yang teragung?” Maka ia menjawab, “Allah, tiada tuhan melainkan Ia, Yang Maha Hidup lagi Maha Pengatur.” (Al-Baqarah: 255). Rasulullah saw. pun menepuk dadanya. Dan, dengan rasa bangga yang tercermin pada wajahnya, ia berkata, “Hai Abul Mundzir, selamat

Aku Ingin Anak Lelakiku Menirumu

Oleh : Neno Warisman – ‘Izinkan Aku Bertutur’ Ketika lahir, anak lelakiku gelap benar kulitnya, Lalu kubilang pada ayahnya: “Subhanallah, dia benar-benar mirip denganmu ya!” Suamiku menjawab: “Bukankah sesuai keinginanmu? Kau yang bilang kalau anak lelaki ingin seperti aku.” Aku mengangguk. Suamiku kembali bekerja seperti biasa. Ketika bayi kecilku berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannya dengan mengkhatam kan Al Quran di rumah Lalu kubilang pada suamiku: “Supaya ia menjadi penghafal

Tiada Kemuliaan Tanpa Islam

Umar bin Khaththab semoga Allah meridloinya mengatakan: “Kita adalah umat yang telah Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa berikan kemuliaan dengan Islam, maka bagaimanapun cara kita mencari kemuliaan tanpa Islam maka Allah akan tetap menjadikannya sebagai kehinaan.” Kapan Umar mengatakan ungkapan ini ? Kapan Umar menyusun perkataan ini? Umar mengatakan ini pada moment yang agung dan pada satu periode yang mulia dalam Islam. Beliau mengatakan ini ketika beliau berangkat untuk membuka Baitul

Melembutnya Hati yang Membatu

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS 39:22) “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (saling menjelaskan ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi

Kematian

Majalah Saksi – Kematian punya banyak sisi dari sebuah bangunan kehidupan. Ia merupakan kemestian, musibah, kesedihan buat keluarga yang ditinggalkan, dan masih banyak sisi lain yang patut kita renungkan. Dalam Alquran, ada tiga kullu yang menunjukkan berbagai subjek kematian. Kullu pertama terdapat dalam surah Al-Qashash ayat 88: …kullu syai-in haalik illa wajhah…. (tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah). Kedua, terdapat dalam surah Ar-Rahman ayat 26: kullu man ‘alaihaa faan (semua

Syaikh Muhammad Al-Munqadir

SYEH Muhammad al-Munqadir terkenal akan kehidupan membujangnya yang sangat lama. Bukan apa-apa, ia sangat miskin. Ia tidak memiliki harta untuk membayar mahar pernikahannya. Bayangkan, ia hanya memiliki pakaian yang melekat di badannya dan sebuah tempat tidur yang usang. Tetapi, ia ridha dan menjalaninya sebagai ujian dari Allah swt. “Terima kasih, ya Allah. Aku masih selalu diberi kesehatan yang membuatku bisa terus-menerus beribadah dan bermunajat kepada-Mu,” doa Syeh Muhammad al-Munqadir suatu

Salam Bagimu ya Rasulullah

Rindu kami padamu ya Rasul Rindu tiada terperi Berabad jarak darimu ya Rasul Seakan dikau di sini Cinta ikhlasmu pada manusia bagai cahaya suwarga Dapatkah kami membalas cintamu secara bersahaja (Taufik Ismail) eramuslim – Air mata ini mengalir begitu saja. Syair itu begitu indah dan bersahaja. Aku tak sangup untuk mendengarnya sampai bait akhir. Tulus suara dan ungkapan kasih yang bening, keluar dari bibir siswi SMU itu. Syair yang dinyanyikannya