Hari: 23 September 2003

Ibnu Qayyim al-Jauziyah

“Lihatlah dirimu, lihatlah apa yang berada di sekitarmu. Niscaya engkau akan mengenal Allah.” Gnothi Seathon! kenalilah dirimu!, itulah motto Socrates, seorang filsuf besar Yunani. Ia telah mengundang perhatian manusia untuk memperhatikan dirinya sendiri. Dengan kata lain, segala yang dipermasalahkan manusia dimulai dari manusia itu sendiri sebagai masalah. Dari masa ke masa, masalah yang dihadapi manusia tak jauh berbeda. Gus Dur menghadapi masalah yang sama dengan yang dihadapi Soeharto, Soekarno, Hitler,

Rabi’ bin Hutsaim, seorang thabiin yang wara’

Sabili No.24 Th.IX Rabi’ adalah seorang ulama tabi’in yang sangat alim, ia termasuk salah seorang dari delapan ulama zuhud yang terakhir di zamannya. Sejak muda, ia sangat taat beribadah. Saat mendekati masa akil baligh, pada suatu malam ibu Rabi’ terbangun dan terjaga. Ada apa gerangan? Ia menemukan anaknya sedang bermunajat dan terhanyut dalam shalat. Sang ibu menegur lembut, “Apakah engkau tidak tidur, Rabi’?” “Bagaimana seorang yang diliputi kegelapan bisa tidur

Said bin Jubair, potret keteguhan seorang ulama

Sabili No.03 Th.X Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, Hajjaj bin Yusuf diamanahkan untuk menjadi Wakil Gubernur Baghdad. Namun pada waktu itu orang yang membela kebenaran dianggap ingkar. Mencegah kezaliman berarti pemberontak, dan mengungkapkan perasaan disebut pengkhianat. Sa’id bin Jubair, salah seorang ulama pada masa mendapatkan cap semua itu. Setelah beberapa hari dalam pencarian, akhirnya Sa’id bin Jubair dapat ditemukan dan dibawa ke Baghdad untuk dihadapkan kepada wali yang zalim. Setiba

Syaikh Muhammad bin Sirin

Sabili No.26 Th.IX Sirin adalah salah seorang hamba sahaya dari sahabat Anas bin Malik ra. Ketika ia dimerdekakan, ia langsung mengutarakan niatnya untuk menikah. Sedangkan wanita yang ingin dinikahinya adalah Shofiyah, seorang hamba sahaya Abu Bakar ra. Shofiyah adalah seorang hamba sahaya yang sangat disayangi oleh keluarga Abu Bakar. Ketika Sirin melamar Shofiyah, Abu Bakar meneliti dirinya dengan penuh seksama. Bukan itu saja, bahkan Anas bin Malik sempat dimintai pendapatnya

Uns binti Abdul Karim

Sumber: Tarbawi Nama Ibnu Hajar Al-Atsqolani adalah nama yang sudah tidak asing lagi, seorang ulama besar di abad sembilan, pakar hadits dan fikih. Kitab Fathul Bari adalah kitab yang menunjukkan tingkat keilmuwannya yang luar biasa. Imam Suyithi menyebutnya sebagai, “Syaikhul Islam, pemimpin para penghafal di jamannya, ulama hebat di Mesir dan bahkan di seluruh dunia. Tetapi jarang yang tahu dan bahkan buku sejarah pun jarang mengungkap, siapakah istri yang setia

Said Hawwa

Dia adalah Syaikh Sa’id bin Muhammad Daib Hawwa. Dilahirkan di kota Hamat, Suriyah pada tahun 1935 M. Ibunya meninggal dunia ketika usianya baru 2 tahun, lalu diasuh oleh neneknya. Di bawah bimbingan bapaknya yang termasuk salah seorang mujahidin pemberani melawan penjajah Perancis, Sa’id Hawwa muda berinteraksi dengan pemikiran kaum sosialis, nasionalis, Ba’tsi dan Ikhwanul Muslimin. Tetapi akhirnya Alloh memilihkan kebaikan untuknya untuk bergabung dengan ke dalam Jama’ah Ikhwanul Muslimin pada

Abul A’la Maududi

Runtuhnya khilafah pada 1924 mengakibatkan kehidupan Maududi mengalami perubahan besar. Dia jadi sinis terhadap nasionalisme yang ia yakini hanya menyesatkan orang Turki dan Mesir, dan menyebabkan mereka merongrong kesatuan muslim dengan cara menolak imperium ‘Utsmaniah dan kekhalifahan muslim. Disinilah Maududi menjadi lebih mengetahui kesadaran politik kaum muslimin dan jadi aktif dalam urusan agamanya. Namun, saat itu fokus tulisan-tulisannya belum juga mengarah pada kebangkitan Islam. Sayyid Abul A’la Maududi adalah figur

Yusuf al-Qaradhawy

Membicarakan wacana pemikiran Islam modern, orang tak bisa mengabaikan nama DR Yusuf Al Qardhawi. Pemikiran-pemikirannya yang cerdas dan dilambari dalil yang kuat, banyak dijadikan rujukan umat Islam, terutama menghadapi persoalan-persoalan kekinian. Banyak buku ulama Mesir ini yang beredar luas di Indonesia. Antara lain, Fatwa-Fatwa Kontemporer, Islam Ekstrem, Menyatukan Pemikiran Pejuang Islam, Ulama Versus Tiran, dan Agenda Permasalah Umat. Di mata Qardhawi, umat Islam sudah lama mengidap krisis identitas diri yang

Sayyid Quthb

Tidak lama setelah penembakan terhadap Hasan Al-Bana, terjadilah penangkapan besar-besaran terhadap anggota Ihwanul Muslimin oleh regim Nasser, yang dia waktu itu menjabat sebagai Perdana Menteri dan Ketua Dewan Revolusi Mesir. Anggota Ikhwanul Muslimin yang ditangkap ketika itu sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) anggota dan seluruhnya dimasukkan ke dalam penjara, termasuk mereka yang berjasa dalam perang melawan Inggris di Suez. Baru 20 hari sejak penangkapan besar-besaran itu, terdapat 1.000 orang tahanan anggota

Hasan al-Banna

Syeikh Hasan Al-Banna dilahirkan pada tahun 1906, yang dibesarkan dalam keluarga Islam yang taat. Dengan asuhan secara Islam itulah maka ia boleh berkata: “Hanya Islamlah ayah kandungku.” Hal itu kerana rasa cintanya terhadap ajaran Islam, kerana ajaran itulah yang membentuk watak dan keperibadiannya. Ayah kandungnya sendiri adalah Syeikh Ahmad Abdurrahman yang lebih terkenal dengan panggilan as-Sa’ati, atau si tukang jam. Hasan Al-Banna hafal 30 Juz kitab suci Al-Quran, padahal umur